Selasa, 27 Juni 2017

Mind -> Heart -> Action

Libur tahunan Lebaran telah tiba. Pusat perbelanjaan kota-kota besar pun mendadak menjadi sesak. Untuk Jakarta kondisinya cukup unik. Kota ini seakan menemukan jatidiri baru selama masa Lebaran. Jakarta menjadi lengang seiring penghuninya yang memutuskan pulang ke kampungnya masing-masing untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Tinggallah sang ibu kota sendiri mencoba berbenah diri.
Hari ini cukup cerah di Jakarta. Ada banyak yang dapat dilakukan dan ada banyak tempat yang dapat dikunjungi bersama orang-orang terkasih (jika ada).
Tidak semua orang berpendapat seperti aku. Salah satunya adalah sahabatku Gonde. Beberapa hari belakangan dia terlihat sibuk mencari kucing ajaibnya. Si kucing mendadak menghilang entah ke mana, tertelan entah apa, terpisah dari habitatnya. Begitulah Gonde menggambarkannya.
Kasihan Gonde. Semangat dan energinya seakan meredup semenjak saat itu. Ya.. sudah sejak beberapa hari lalu.
Jika bisa aku sangat ingin membantunya membuat sayembara untuk menemukan si kucing hilang. Aku bahkan sudah menganggarkan dana untuk menanggung biaya publikasi serta hadiah sayembara. Tapi ini adalah hal yang mustahil dapat dilakukan. Aku hanya dapat melihat dia berusaha menenangkan diri sambil aku geleng-geleng kepala. Selamat ini kucing itu, menurut dia, tinggal di dalam kepalanya.
“Bro… jelas aja kucingnya nggak bisa dicari! Kucingnya kan hanya lu yang bisa rasakan, lihat dan ajak ngobrol. Coba deh.. di lihat –lihat lagi. Mungkin aja kucingnya nyungsep ke bagian kepala lu yang lain. Ke lubang telinga lu, misalnya,” candaku kepadanya.
“Apa iya, kita perlu minta Clark Kent untuk melihat tembus ke dalam kepala lu?”
Entah apa yang membuat sang Superman melintas di dalam benakku saat itu. Tapi ini pun bagiku adalah usaha yang sia-sia. Pertama karena Gonde tidak menggubris dan kedua karena Clark Kent a.k.a Superman adalah tokoh fiksi. Tidak nyata.
Sekitar dua bulan yang lalu aku mengikuti satu kelas dari kelompok gerejaku. Ada satu prinsip yang sangat menarik yang aku pelajari sebagai hasil mengikuti 5 pertemuan kelas tersebut. Pikiran kita membentuk perasaan kita dan perasaan kita pada akhirnya akan menentukan tindakan kita. Logika berpikir seseorang akan menentukan respon orang tersebut terhadap apa yang terjadi atas dirinya.
Sebelum aku memberikan penjelasan, aku mau menanyakan ini terlebih dahulu. Teman-teman sadar tidak kalau logika berpikir setiap orang berbeda? Dulunya hal ini tidak pernah terlintas di benakku.
Sebagai contoh, misalkan ada dua pengunjung restoran yang sedang menikmati pesanan mereka dan tiba-tiba disuguhkan sambal yang sebelumnya tidak tersedia di meja. Tentunya, tidak semua orang akan mengambil sambal tersebut dan menambahkannya ke atas hidangan yang tengah mereka nikmati. Di sinilah area logika berpikir seseorang akan mengambil alih apa yang sebenarnya terjadi di dalam orang tersebut dengan sambal itu. Logika berpikir seseorang berhubungan kuat dengan pikiran, perasaan serta tindakan. Ketiga hal ini adalah satu paket. Tidak bisa terpisahkan.
Pikiran adalah informasi yang kita munculkan di dalam otak kita ketika sesuatu terjadi. Dalam contoh sambal tadi, orang-orang yang tidak suka sambal cenderung akan memunculkan informasi yang isinya mengatakan bahwa sambal bukanlah kebutuhan. Sementara orang-orang yang suka sambal akan memunculkan informasi yang mengatakan bahwa sambal adalah sebuah kebutuhan.
Lalu, informasi dari pikiran itu kemudian dikonversi lagi ke ranah perasaan di dalam diri orang tersebut. Perasaan adalah sikap hati yang muncul akibat informasi yang diterima dari pikiran. Untuk contoh sambal tadi, orang-orang yang menganggap sambal sebagai kebutuhan akan merasa senang, bahagia atau positif sesaat ketika mereka melihat sambal tersebut. Sebaliknya, mereka yang tidak menganggap sambal sebagai kebutuhan akan cenderung memiliki perasaan yang datar atau acuh bahkan mungkin risih terhadap sambal yang disajikan tersebut.
Ketika pikiran dan perasaan telah mengkristal di dalam diri seseorang, hal berikutnya yang terjadi adalah tindakan. Tindakan adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk memampukan dia mencapai keinginannya dari apa yang sedang ia jalani ataupun ingin capai. Dalam kasus sambal tadi, para penyuka sambal pasti akan menambahkan sambal agar hidangan tersebut menjadi nikmat sesuai selera mereka. Sebaliknya mereka yang tidak menyukai sambal akan cenderung tidak menggubris tawaran sambal itu agar mereka tetap bisa menikmati cita rasa terbaik dari hidangan yang telah ada di hadapan mereka.
Dari rangkaianan alur ini, aku pun setuju dengan apa yang diajarkan di dalam kelas yang aku ikuti tersebut. Yakni, hasil akhir atau respon kita terhadap suatu kejadian sangat ditentukan oleh tahap awal dari paket logika berpikir yang kita miliki, yakni pikiran. Tindakan kita bukan ditentukan oleh perasaan karena perasaan bukanlah akar dari sebuah tindakan.

Pikiran kita sebagai manusia akan terus bekerja dan bereaksi untuk memampukan kita untuk tetap bertahan hidup dengan cara yang kita yang kita inginkan dan dapat upayakan.
Sekali lagi, pikiran adalah informasi yang kita munculkan di dalam benak kita ketika melihat atau diperhadapkan kepada sesuatu, baik dalam segala kecil ataupun besar. Pikiran kita jelas tidak terbatas hanya pada semangkok sambal. Tetapi justru sangat terbukan terhadap banyak hal bahkan termasuk apa yang tidak kita sadari. Misalnya, terhadap restoran yang kita datangi. orang-orang yang ikut makan dengan kita, bahkan termasuk kondisi ekonomi nasional saat ini serta kontribusi makhluk luar angkasa dalam proses pembuatan sambal.
Di dalam beberapa bidang ilmu, ketika pikiran seseorang cenderung dipenuhi oleh informasi-informasi negatif hal itulah yang disebut distorsi kognitif. Aku menyebutnya, logika berpikir yang negatif.
Tuhan menciptakan segala sesuatnya untuk maksud yang baik. Itulah keyakinanku. Untungnya itu juga keyakinan yang dimiliki dan dibagikan oleh pengajar kelas yang aku ikuti tersebut.
Oleh karenanya aku juga belajar satu hal lagi yang sangat penting dari kelas itu yakni mengenai kabar gembira atas distorsi kognitif ini. Pikiran seseorang dapat berubah.
Teman-teman sangat teramat bisa mengendalikan pikiran teman-teman terhadap segala sesuatu. Tidak mudah memang. Tetapi ini semua tentang keteguhan keputusan teman-teman sendiri. Pikiran dapat berubah. Informasi yang kita munculkan dapat berubah. Caranya adalah dengan memunculkan informasi alternatif dan kemudian memilih informasi mana yang hendak dikonfersi ke dalam ranah perasaan dan kemudian dilanjutkan ke dalam bentuk tindakan.
Layaknya kumpulan lagi band music keras Metallica. Anda bisa memilih lagu yang mana yang hendak anda mainkan di music player anda. Tidak semua lagu band lawas ini beraliran keras seperti batu karang. Ada beberapa juga yang cukup lembut walau masih tetap garang. Demikianlah informasi yang anda pilih ketika mengalami sesuatu. Pasti ada informasi alternatif.
Pikiran yang awalnya negative dapat berubah menjadi pikiran positif. Semuanya tergantung seberapa banyak informasi alternative yang bisa anda munculkan dalam benak anda, dan kemudian anda pilih untuk tindaklanjuti. Di antara informasi-informasi alternatif tersebut pasti ada yang negative dan positif. Anda bisa dan sebaiknya memilih yang positif.
Contohnya api. Ada banyak pikiran serta informasi yang muncul di benak kita mengenai unsur ini, apalagi ketika kita berada sangat dekat dengan unsur tersebut.
Teman-teman bisa memilih antara melihat api sebagai informasi atas adanya bahaya atau informasi akan adanya penghangat makana. Atau contoh berikutnya adalah smartphone terkini. Teman-teman bisa memilih antara memunculkan informasi tentang harganya yang mahal atau fungsinya yang sangat membantu. Semuanya diawali dengan pikiran dan ini semua ada ditentukan oleh teman-teman sendiri.
Mari berpikir positif. Setidaknya… mari belajar dan memberi waktu untuk berpkir positif. Sulit-sulit tapi berarti euy..
Kembali ke Gonde. Menurut, teman-teman informasi apa yang seharusnya muncul dalam benakku dan Gonde tentang kucingnya yang hilang itu? Haruskah kami sepakat bahwa kucing itu pasti berwarna putih? Bisa berbicara seperti hewan-hewan lain dalam cerita rakyat? Atau kucing itu sebenarnya tidak pernah ada?
Entalah. Yang pasti Gonde adalah sahabatku. Itu yang ada di dalam pikiranku. Dia adalah sahabatku dan aku menghormati dia dan perbedaan di antara kami.
... dan aku masih tetap tidak suka Hari Libur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar