Senin, 16 Januari 2017

Kapten

Hei.. suka sepakbola, nggak? Kalau nggak, pastinya sudah pernah dengar, kan? Itu lho… Olahraga yang mewajibkan pemainnya untuk kejar-kejaran bola.Dan ketika bolanya sudah dapat, nggak lama kemudian bolanya harus disepak lagi, lalu diperebutkan lagi.  

Sepakbola adalah olahraga sederhana yang  telah menjamur serta mewabah dari kota-kota besar hingga ke pelosok pedesaan di seluruh dunia. Pemain sepakbola terkenal seperti Paolo Maldini, David Beckham, Zinedine Zidane, Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi adalah pesepakbola handal yang telah berhasil dibuat kaya raya karena olahraga ini.Menurut fans base nya masing-masing, dunia ini pasti tidak akan bosan membahas tentang kisah dan perjalanan hidup para pebola tersebut. Setidaknya, mereka akan selalu diingat sebagai kapten dari tim nasionalnya masing-masing.

Menurutku, kisah-kisah baik selalu layak untuk diceritakan kembali. Sebab kisah-kisah baik selalu dapat menumbuhkan semangat. Memberi harapan untuk masa depan. Melahirkan inspirasi.

Oia.. sebelum ceritanya aku lanjutkan. Jujur, aku nggak kuat untuk menyebut nominal pengahasilan pemain-pemain tadi.Silahkan di search di internet aja ya. Pastinya ada lebih dari satu kabupaten di Indonesia yang akan dapat beroperasi sepanjang tahun jika saja nilai pajak pemasukan mereka itu disumbangkan ke negara kita.

Sahabatku Gonde juga dulunya adalah kapten tim sepakbola di sekolah kami. Tidak banyak yang tahu masa-masa jaya ketika dia berjibaku di lapangan rumput sekolah sambil terus membakar semangat timnya dengan suara lantang sambil berpacu lari dengan setiap lawan dengan kecepatan penuh. Sebagai sahabat, aku juga sering lupa akan bagian kisah itu. Untungnya dia bisa maklum. Dia tahu benar kalau aku bukan komputer dengan kapasitas memori tanpa batas yang bisa menyimpan dan menemukan file yang dibutuhkan secara cepat dan konsisten.

Biasanya dia hanya akan gagal maklum dengan keadaan ku yang pelupa ketika hewan ajaib di dalam kepalanya sedang asyik bermain musik dengan menjadikan syaraf-syaraf otaknya sebagai senar gitar.Sayangnya aku tidak bisa melihat ataupun mendengar kucing usil itu. Kalau bisa tentunya aku ingin meminta kucing itu untuk tidak memainkan musik dangdut atau musik alternative di dalam kepala sahabatku itu.

Dalam sepakbola dan olahraga berkelompok manapun, masing-masing tim pasti memiliki seorang kapten. Untuk tim professional, posisi kehormatan ini ditunjuk langsung oleh sang manager atau pelatih. Tetapi untuk pertandingan non-professional, biasanya seorang kapten ditunjuk atas kesepakatan bersama antar pemain. Gonde adalah kapten yang dipilih rekan-rekannya bukan karena ketampanan ataupun produk olahraga yang ia pakai saat ia bermain. Mereka hanya merasa sudah mengenalnya cukup lama.

Seorang kapten memimpin pergerakan tim pada saat bermain. Menjaga visi permainan dan terus memompa kekompakan tim sehingga setiap pemain dapat berkontribusi dan berjuang bersama untuk meraih kemenangan. Tentang Gonde, hal pertama yang selalu kuingat adalah dia selalu suka berlari mengejar bola.

Tidak heran ia pernah bercita-cita menjadi pemain liga professional di Thailand. Niatnya urang kala dia terserang penyakit hati yang mengubah tampilan atletisnya menjadi seperti kakek-kakek. Dia menyebut kejadian itu sebagai sebagai “Pintu yang tertutup”

Saat ini dia lebih sering bermain basket. Walau tidak pernah ditunjuk sebagai kapten dalam pertandingan resmi, aku cukup tahu kalau tim nya mengandalkan dia untuk tiap kemenangan. Dia tidak bisa mengandalkan tinggi badan olahraga. Tetapi aku selalu takjub dengan kedua kakinya yang terus-menerus dapat berlari layaknya kucing.


Pagi ini dia membangunkanku dan dia ingin bercerita tentang dia yang tidak tahu berenang harus menggunakan bola basket sebagai pelampung untuk bisa berenang ketepian sendiri ketika perahunya dan teman-temannya tenggelam. Entahlah. Aku lebih suka kami bercerita tentang pengalamannya sebagai kapten sepakbola. Mendung pagi serta gerimis mengundang sudah cukup membuatku kedinginan. Cerita tentang perahu tenggelam di tengah laut rasanya tidak akan tepat untukku saat ini. 


2 komentar: